Kamis, 29 November 2012

4 Tempat Keramat di Indonesia

Gambar Terposting
1. Terowongan cassablanca Jln. Basuki Rachmat, Jak-Tim
 
Konon Sosok menyeberang jalan, di antaranya nenek-nenek bersama cucunya dan perempuan cantik :surprise:
Sejarah: Dibangun di atas tanah pekuburan, terowongan Casablanca terbilang angker. Menurut beberapa warga Casablanca, ketika pembongkaran kuburan tersebut, bahkan ada 1 jenazah yang masih utuh. Dari terowongan Casablanca sampai kira-kira radius 40 meter
sesudahnya, banyak terjadi kecelakaan yang penyebabnya tidak masuk akal. Biasanya karena pengendara motor atau mobil melihat sesosok perempuan tiba-tiba menyeberang di hadapan kendaraannya, sehingga pengemudi kendaraan tiba-tiba banting setir dan menabrak pembatas jalan.


Menurut warga, ada baiknya ketika melewati terowongan ini, pengemudi kendaraan membunyikan klakson untuk "menyapa" penghuni terowongan. Akhir tahun 90-an, seorang laki-laki separuh baya ada yang menggantung diri dengan spanduk di sini. Jadilah tempat ini semakin angker.


Gambar Terposting
2. Petilasan/Makam Ki Ageng Gribig. (Malang) 

Makam ini terletak pada perbatasan antara Kec. Kedungkandang (desa Madyopuro) dengan Kec. Tumpang dan Kec. Tajinan. Ki Ageng Gribig dipercaya sebagai orang linuwih yg menumbali/memagari Kota Malang. Ditempat ini energi positif terasa begitu kuat. Ketika kita bersemedi atau berdzikir ditempat ini, tak jarang cahaya kebiru-biruan terlihat disekitar makam. Para pelaku supranatural sering melakukan olah laku ataupun menarik benda pusaka di tempat ini. Meskipun tempat ini mempunyai energi positif, namun tak jarang para pelaku supranatural di ganggu oleh jin jail disekitar tempat ini.

Pada Peringatan malam 1 syuro, Bpk walikota/bupati selalu mengadakan pertunjukan wayang kulit di tempat ini. menurut pengamatan orang yang pernah ke tempat tersebut, terdapat satu pusaka yg tertancap didalam pohon yg belum diambil/ditarik oleh para pelaku spiritual, entah mengapa..

Gambar Terposting3. Kera Mistik di Kanoman Plangon (Desa Sumber - Cirebon)
KRAMAT (makam) Kanoman Plangon di desa Babakan, Cirebon punya keunikan dibanding lokasi peziarahan lain. Di tempat yang sekaligus jadi obyek wisata ini, terdapat ribuan ekor kera tersebar di berbagai lokasi. Saking banyaknya dan terdorong naluri mempertahankan diri, kera-kera itu menghimpun diri dalam beberapa kelompok.

Menurut pandangan awam, kera-kera itu satwa biasa. Tapi menurut kacamata paranormal dan ‘orang pintar’, satwa berekor panjang ini sebagian terdiri siluman. Dari cerita turun-temurun, monyet-monyet ini berasal dari peliharaan Pangeran Kejaksaan. Ketika pangeran ini meninggal, kera-kera itu masih menetap di Kanoman Plangon, kemudian beranak pinak mencapai ribuan.

Apabila kita mulai menginjakkan kaki di kompleks Kramat, langsung akan disambut para ‘monyet’ ini. Agar mereka jadi sahabat, berilah mereka oleh-oleh beberapa ikat kacang rebus. Karena memang sudah terbiasa, mereka tak risih lagi berdekatan dengan manusia. Kalau pun ada yang hanya duduk-duduk, mereka selalu memandangi kita seolah-olah ingin menyapa atau mengajak bicara.
Gambar Terposting
4. Leganda Ikan Keramat di Kaki Gunung Ciremai (Kuningan - Jawa Barat)

Kolam Keramat Cigugur terletak sekitar tiga kilometer dari ibukota Kabupaten Kuningan. Secara geografis, ”balong” itu masuk wilayah Kelurahan Cigugur. Menurut cerita yang berkembang dan dipercaya oleh masyarakat setempat, sebelum lahir nama Cigugur, tempat itu acap disebut dengan nama Padara. Istilah ini diambil dari nama seorang tokoh masyarakat, yaitu Ki Gede Padara, yang memiliki pengaruh besar di desa itu. Konon Ki Gede Padara lahir sebelum Kerajaan Cirebon berdiri.

Menurut perkiraan, tokoh yang menjadi cikal bakal masyarakat Cigugur ini lahir pada abad ke-12 atau ke-13. Pada masa itu, beberapa tokoh yang sezaman dengannya sudah mulai bermunculan, di antaranya Pangeran Pucuk Umun dari Kerajaan Talaga, Pangeran Galuh Cakraningrat dari Kerajaan Galuh, dan Aria Kamuning yang memimpin Kerajaan Kuningan. Berdasarkan garis keturunan, keempat tokoh tersebut masih memiliki hubungan persaudaraan. Namun dalam hal pemerintahan, kepercayaan, dan ajaran yang dianutnya, mereka memiliki perbedaan. Pangeran Pucuk Umun, Pangeran Galuh Cakraningrat, dan Aria Kamuning menganut paham aliran ajaran agama Hindu. Sedangkan Ki Gede Padara tidak menganut salah satu ajaran agama.

Pada abad ke-14 di Cirebon lahir sebuah perguruan yang beraliran dan mengembangkan ajaran agama [Salah Satu Agama Di Indonesia]. Tokoh yang mendirikan perguruan tersebut ialah Syech Nurdjati. Selain Syech Nurdjati, Sunan Gunungjati pun memiliki peran yang besar dalam pengembangan perguruan [Salah Satu Agama Di Indonesia] di tanah Caruban itu. Sebagai kuwu pertama di Dusun Cigugur diangkatlah Ki Gede Alang-Alang. Hingga wafatnya, beliau dimakamkan di Kompleks Masjid Agung. Di usia tuanyan, Ki Gede Padara punya keinginan untuk segera meninggalkan kehidupan fana. Namun, ia sendiri sangat berharap proses kematiannya seperti layaknya manusia pada umumnya. Berita tersebut terdengar oleh Aria Kamuning, yang kemudian menghadap kepada Syech Syarif Hidayatullah. Atas laporan itu, Syech Syarif Hidayatullah pun langsung melakukan pertemuan dengan Padara. Syech Syarif Hidayatullah merasa kagum dengan ilmu kadigjayan yang dimiliki oleh Ki Gede Padara.

Dalam pertemuan itu Padara pun kembali mengutarakan keinginannya agar proses kematiannya seperti layaknya manusia biasa. Syech Syarif Hidayatullah meminta agar Ki Gede Padara untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai syaratnya. Syarat yang langsung dipenuhi Ki Gede Padara. Namun, baru satu kalimat yang terucap, Ki Gede Padara sudah sirna. Setelah Ki Gede Padara menghilang, Syech Sarif Hidayatullah bermaksud mengambil air wudhlu. Namun, di sekitar lokasi tersebut sulit ditemukan sepercik air pun. Dengan meminta bantuan Allah SWT, dia pun menghadirkan guntur dan halilintar disertai hujan yang langsung membasahi bumi. Dari peristiwa inilah kemudian sebuah kolam tercipta. Namun, masyarakat setempat tidak tahu menahu kapan persisnya kolam tersebut dibangun. Satu hal pasti, kolam tersebut dianggap keramat. Apalagi setelah kolam ”ditanami” ikan kancra bodas.

0 komentar:

Posting Komentar

Get your Domain Cheaply!